Pemberani, ramah dan tentunya egois; begitulah bila orang Arab mengekspresikan sanjungan asal-usul nenek moyang dan status sosial mereka di zaman jahiliah.
Amr bin Hindun dan Amr bin Kulsum, dua orang yang kebetulan sama nama ini juga sama-sama ksatria tersohor. Mereka juga sama-sama amat chauvinist dengan garis keturunan dari pihak ibu.
Suatu hari, Amr bin Hindun mengajukan pertanyaan terhadap beberapa orang koleganya. Katanya, "Menurut kalian siapa di antara penduduk di kawasan ini yang mau merasa sangat malu bila ibunya saya suruh melayaniku?"
"Tentu saja kami tidak mengenali seorang pun yang anda maksud kecuali Amr bin Kulsum. Dia yaitu anak si Laila putri Muhalhil, keponakan Kulaib. Suaminya bernama Kulsum. Dari perkawinan itu lahirlah si Amr," jawab para sahabatnya.
Ucapan para koleganya itu terus mengiang di telinga Bin Hindun. la berpikir keras, mencari cara bagaimana mempermalukan Bin Kulsum.
Selang beberapa hari kemudian, ia memanggil Bin Kulsum ke tempatnya. Ia juga meminta Laila mudah-mudahan dapat menemui Hindun. Ditemani sang ibu, Bin Kulsum memenuhi
undangan tersebut, bahkan dengan pengawalan serombongan pasukan berkuda kabilah Taghlib. Ia berhenti di tepi sungai Efrat, sembari menanti ihwal kedatangannya hingga ke pendengaran Bin Hindun.
Bin Hindun memiliki suatu tenda di perbatasan Hira dan Efrat. Saat itu ia tengah memanggil para sesepuh kabilahnya dalam jamuan makan yang mewah. Kemewahan
acara itu terlihat dari santapan sudah menunggu para tamu sejak di pintu masuk.
Bin Hindun dan Bin Kulsum serta beberapa tetua kabilah duduk dalam tenda khusus. Khusus untuk sang ibu, Bin Hindun mendirikan tenda yang berdampingan dengan tendanya. Di tenda itu Bin Hindun menjamu Laila alias ibu Bin Kulsum.
Sebelum pesta dimulai, Bin Hindun berpesan pada ibunya, "Nanti kalau para tamu sudah menyikat habis semua hidangan, secepatnya suruh pergi para pelayan. Bila aku mengharapkan pencuci mulut, bilang pada si Laila agar ia melayaniku."
Hindun pun menuruti pesan anak lelakinya itu dan begitu terdengar bunyi anaknya meminta pencuci mulut,ia berkata terhadap Laila, "Ambilkan masakan buatku!"
"Siapa pun yang mengharapkan masakan sanggup mengambil sendiri," jawab Laila setengah tersinggung.
"Bawakan, cepat!" Hindun membalas dengan nada paksa.
"Bangsat! Apa-apaan ini! Oh...warga Taghlib, kemari!" teriak Laila marah.
Bin Kulsum mendengar teriakan ibunya. Wajahnya tampak memerah menahan marah. Sayang, centeng yang dibawanya terlampau mabuk. Dilihatnya pedang Bin Hindun tergantung di dinding tenda; tidak ada pedang lain di tempat itu. Segera ia melompat bangun dari tempat duduknya,. kemudian mengambil dan mengacungkan pedang itu dari sarungnya. Kemudian menebaskannya sempurna di leher Bin Hindun; hingga menjadikannya tewas seketika. Sejenak kemudian ia berlari keluar tenda dan berteriak, "Wahai suku Taghlib! Lihatlah! Mereka merampas unta dan kuda Bin Hindun, menahan para perempuan dan menguasai
semenanjung Arab." []
(Dari: Women in The Ayyam al-'Arab,Use Lichtenstadter)
Kisah Selanjutnya: Trik Syek Meraih Kedudukan.
Sumber: (Hirak Har, Misykat)Sumber: Kisah-Kisah Teladan Rasulullah, Para Sahabat dan Orang-orang Saleh. Judul Asli: Anecdotes from Islam, SH. Muhammad Ashraf, Kashmiri Bazar, Lahore (Pakistan)
Baca Artikel lainnya:
Amr bin Hindun dan Amr bin Kulsum, dua orang yang kebetulan sama nama ini juga sama-sama ksatria tersohor. Mereka juga sama-sama amat chauvinist dengan garis keturunan dari pihak ibu.
Suatu hari, Amr bin Hindun mengajukan pertanyaan terhadap beberapa orang koleganya. Katanya, "Menurut kalian siapa di antara penduduk di kawasan ini yang mau merasa sangat malu bila ibunya saya suruh melayaniku?"
"Tentu saja kami tidak mengenali seorang pun yang anda maksud kecuali Amr bin Kulsum. Dia yaitu anak si Laila putri Muhalhil, keponakan Kulaib. Suaminya bernama Kulsum. Dari perkawinan itu lahirlah si Amr," jawab para sahabatnya.
Ucapan para koleganya itu terus mengiang di telinga Bin Hindun. la berpikir keras, mencari cara bagaimana mempermalukan Bin Kulsum.
Selang beberapa hari kemudian, ia memanggil Bin Kulsum ke tempatnya. Ia juga meminta Laila mudah-mudahan dapat menemui Hindun. Ditemani sang ibu, Bin Kulsum memenuhi
undangan tersebut, bahkan dengan pengawalan serombongan pasukan berkuda kabilah Taghlib. Ia berhenti di tepi sungai Efrat, sembari menanti ihwal kedatangannya hingga ke pendengaran Bin Hindun.
Bin Hindun memiliki suatu tenda di perbatasan Hira dan Efrat. Saat itu ia tengah memanggil para sesepuh kabilahnya dalam jamuan makan yang mewah. Kemewahan
acara itu terlihat dari santapan sudah menunggu para tamu sejak di pintu masuk.
Bin Hindun dan Bin Kulsum serta beberapa tetua kabilah duduk dalam tenda khusus. Khusus untuk sang ibu, Bin Hindun mendirikan tenda yang berdampingan dengan tendanya. Di tenda itu Bin Hindun menjamu Laila alias ibu Bin Kulsum.
Sebelum pesta dimulai, Bin Hindun berpesan pada ibunya, "Nanti kalau para tamu sudah menyikat habis semua hidangan, secepatnya suruh pergi para pelayan. Bila aku mengharapkan pencuci mulut, bilang pada si Laila agar ia melayaniku."
Hindun pun menuruti pesan anak lelakinya itu dan begitu terdengar bunyi anaknya meminta pencuci mulut,ia berkata terhadap Laila, "Ambilkan masakan buatku!"
"Siapa pun yang mengharapkan masakan sanggup mengambil sendiri," jawab Laila setengah tersinggung.
"Bawakan, cepat!" Hindun membalas dengan nada paksa.
"Bangsat! Apa-apaan ini! Oh...warga Taghlib, kemari!" teriak Laila marah.
Bin Kulsum mendengar teriakan ibunya. Wajahnya tampak memerah menahan marah. Sayang, centeng yang dibawanya terlampau mabuk. Dilihatnya pedang Bin Hindun tergantung di dinding tenda; tidak ada pedang lain di tempat itu. Segera ia melompat bangun dari tempat duduknya,. kemudian mengambil dan mengacungkan pedang itu dari sarungnya. Kemudian menebaskannya sempurna di leher Bin Hindun; hingga menjadikannya tewas seketika. Sejenak kemudian ia berlari keluar tenda dan berteriak, "Wahai suku Taghlib! Lihatlah! Mereka merampas unta dan kuda Bin Hindun, menahan para perempuan dan menguasai
semenanjung Arab." []
(Dari: Women in The Ayyam al-'Arab,Use Lichtenstadter)
Kisah Selanjutnya: Trik Syek Meraih Kedudukan.
Sumber: (Hirak Har, Misykat)Sumber: Kisah-Kisah Teladan Rasulullah, Para Sahabat dan Orang-orang Saleh. Judul Asli: Anecdotes from Islam, SH. Muhammad Ashraf, Kashmiri Bazar, Lahore (Pakistan)
Baca Artikel lainnya:
Aplikasi Rapor Kurikulum Merdeka Sekolah Menengah Pertama Tahun 2023
Aplikasi Raport ini sanggup mempermudah kiprah Guru dalam mengolah nilai dan hasil menimba ilmu pada kurikulum Merdeka.
Aplikasi menurut Panduan Penilaian Kurikulum Merdeka untuk Sekolah Menengah Pertama Revisi Juni 2023 dan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2023. Aplikasi support pada Ms Excel 2007 dan Ms Excel 2010 (lebih baik). Aplikasi diformat dengan ekstensi *.exe (Application).
Aplikasi ini dilengkapi dengan: 1. Input Aspek Pengetahuan dengan 8 Kompetensi Dasar 2. Input Aspek Ketrampilan dengan 8 Kompetsni Dasar 3. Jurnal KI-1 dan KI-2.
Aplikasi Rapor Kurikulum Merdeka MI Revisi Tahun 2023
Aplikasi Raport ini sanggup mempermudah kiprah Guru dalam mengolah nilai dan hasil menimba ilmu pada kurikulum Merdeka.
Aplikasi menurut Panduan Penilaian Kurikulum Merdeka untuk SD Revisi Desember 2023 dan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2023. Aplikasi support pada Ms Excel 2010. Aplikasi diformat dengan ekstensi *.exe (Application).Aplikasi ini dilengkapi dengan: 1. Input Aspek Pengetahuan dengan 9 Kompetensi Dasar 2. Input Aspek Ketrampilan dengan 9 Kompetsni Dasar 3. Jurnal KI-1 dan KI-2.
Aplikasi menurut Panduan Penilaian Kurikulum Merdeka untuk SD Revisi Desember 2023 dan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2023. Aplikasi support pada Ms Excel 2010. Aplikasi diformat dengan ekstensi *.exe (Application).Aplikasi ini dilengkapi dengan: 1. Input Aspek Pengetahuan dengan 9 Kompetensi Dasar 2. Input Aspek Ketrampilan dengan 9 Kompetsni Dasar 3. Jurnal KI-1 dan KI-2.
Kemudahan Aplikasi:
Guru cuma input Data Siswa dan Nilai Siswa. Kompetensi Dasar (KD) sudah terintegrasi dalam aplikasi. Deskripsi capaian otomatis muncul, demikian juga deskripsi perilaku spiritual dan perilaku sosial.
Aplikasi Rapor Kurikulum Merdeka SD Tahun 2023
Aplikasi Raport ini sanggup mempermudah kiprah Guru dalam mengolah nilai dan hasil menimba ilmu pada kurikulum Merdeka.
Aplikasi menurut Panduan Penilaian Kurikulum Merdeka untuk SD Revisi Aplikasi ini dilengkapi dengan: 1. Input Aspek Pengetahuan dengan 9 Kompetensi Dasar 2. Input Aspek Ketrampilan dengan 9 Kompetsni Dasar 3. Jurnal KI-1 dan KI-2.
Aplikasi menurut Panduan Penilaian Kurikulum Merdeka untuk SD Revisi Aplikasi ini dilengkapi dengan: 1. Input Aspek Pengetahuan dengan 9 Kompetensi Dasar 2. Input Aspek Ketrampilan dengan 9 Kompetsni Dasar 3. Jurnal KI-1 dan KI-2.
Kemudahan Aplikasi:
Guru cuma input Data Siswa dan Nilai Siswa. Kompetensi Dasar (KD) sudah terintegrasi dalam aplikasi. Deskripsi capaian otomatis muncul, demikian juga deskripsi perilaku spiritual dan perilaku sosial.
Output Aplikasi:
1. Nilai-Predikat, Deskripsi setiap mapel
2. Raport UTS
3. Raport Semester
4. Daftar Kumpulan Nilai (DKN) per siswa
5. Daya Serap mapel/kelas 6. Buku Induk Lengkap.
Semoga Bermanfaat1. Nilai-Predikat, Deskripsi setiap mapel
2. Raport UTS
3. Raport Semester
4. Daftar Kumpulan Nilai (DKN) per siswa
5. Daya Serap mapel/kelas 6. Buku Induk Lengkap.
0 Komentar untuk "Kebanggan Ala Gurun Pasir"