Pemimpin Penjaga Harta Amanah Rakyat

Siang itu, udara Madinah terasa begitu menyengat. Terik di demam isu panas kali itu seolah hendak memperabukan gunung dan menghancurkannya. 
Demikian Khalid Muh. Khalid mengawali cuilan cerita Umar bin Khaththab, khalifah kedua kaum muslimin ini.

Sementara itu, Utsman bin Affan, salah satu usahawan kaya yang kelak akan menjadi khalifah ketiga kaum muslimin, menatap seseorang dari jendela dangaunya (gubuk) di salah satu dataran yang tinggi. Seorang pria terlihat sedang menggiring dua ekor unta di bawah terik matahari yang panas itu.

“Kenapa orang ini tidak tinggal membisu dalam rumah saja menanti udara dingin?” batinnya.

Utsman ra pun meminta pelayannya untuk mengerti si pengiring unta itu. Dari celah pintu, sang pramusaji balasannya mengerti orang yang diintainya. “Oh, beliau merupakan Umar, Amirul Mukminin!”

Dengan melongokkan kepalanya ke luar, Utsman menegur, “Apa maksud Anda keluar pada di saat menyerupai ini, wahai Amirul Mukminin?”

“Ada dua ekor anak unta hasil zakat yang tertinggal di daerah penggembalaan,” jawan Umar. “Saya takut, jangan-jangan mereka hilang, sampai saya akan ditanyai Allah wacana mereka kelak!”

“Marilah minum dahulu dan berteduh di sini…,” ujar Utsman, “dan biarlah kami yang mengurusi binatang itu!”

“Kembalilah ke dalam!” tukas Umar.

“Ada pembantu saya yang akan mengurusnya,” ujar Utsman lagi.

“Kembalilah ke dalam, Hai Utsman!” perintah Umar lagi. 

Sementara ia meneruskan perjalanannya di tengah panasnya matahari yang menyengat.

Melihat hal itu, dengan perasaan takjub, Utsman berkata, “Barangsiapa yang mau melihat seseorang yang mempunyai pengaruh lagi terpercaya, lihatlah Umar…”

Memang, di jaman ini, sukar menerima pemimpin yang begitu peduli dengan harta rakyat yang pengelolaannya menjadi tanggungjawab pemerintah. Namun, langka atau sukar dijumpai bukan mempunyai arti tidak ada, bukan? Bisa jadi, Anda—yang sedang membaca cerita ini—yang akan menjadi calon berikutnya. Menjadi pemimpin yang mempunyai pengaruh mempertahankan harta amanat rakyat.
________________________
Sumber/Referensi: Khalid Muh. Khalid, Khalifah Rasul.