Pengembangan Muatan Setempat Kurikulum Merdeka (Bag. 1)

PENGERTIAN DAN PRINSIP PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL

A. Pengertian Muatan Lokal

Muatan lokal, sebagaimana dimaksud dalam Penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 wacana Sistem Pendidikan Nasional, ialah materi kajian yang dimaksudkan  untuk membentuk pengertian akseptor didik terhadap potensi di kawasan tempat tinggalnya.

Selanjutnya sesuai dengan Permendikbud Nomor 79 Tahun 2023 pasal 2 muatan lokal ialah materi kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran wacana potensi dan keunikan setempat yang dimaksudkan untuk membentuk pengertian akseptor didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya. Yang dimaksud dengan materi kajian muatan setempat adalah materi yang bernuansa keunikan dan keistimewaan setempat untuk diintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain. Sedangkan yang dimaksud keunikan setempat yakni potensi lokal yang mempunyai keistimewaan tertentu dan menampilkan jati diri kawasan tersebut.

Muatan pembelajaran terkait muatan setempat sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (3) Permendikbud Nomor 79 Tahun 2023 sanggup (1) diintegrasikan dalam mata pelajaran Seni Budaya, Prakarya, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan; (2) berdiri sendiri selaku mata pelajaran muatan lokal; dan (3) ekstrakurikuler. Contoh: Kerajinan Batik sanggup diintegrasikan pada mata pelajaran Seni Budaya atau Prakarya, dapat pula selaku mata pelajaran yang berdiri sendiri, atau selaku kesibukan ekstrakurikuler.

Muatan setempat sanggup berupa:

a. seni budaya (permainan tradisional, seni tari daerah, musik tradisional, batik, dll.)
b. prakarya (makanan tradisional, kerajinan ukir, kerajinan kulit, kerajinan tenun, dll.)
c. pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan (pencak silat, sepak takraw)
d. bahasa (bahasa daerah, bahasa asing)
e. teknologi (komputer, perbengkelan).

Muatan pembelajaran terkait muatan setempat berupa materi kajian terhadap keistimewaan dan  kearifan kawasan tempat tinggalnya. Pembelajaran muatan setempat diperlukan membentuk  pemahaman akseptor didik terhadap potensi di kawasan tempat tinggalnya dan memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan keahlian terhadap akseptor didik mudah-mudahan dapat:

1. mengenal dan menyayangi lingkungan alam, bahasa, seni, sosial, budaya, dan spiritual
di daerahnya;
2. melestarikan dan membuatkan keistimewaan dan kearifan kawasan yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

B. Prinsip Pengembangan Muatan Lokal

Berdasarkan Permendikbud nomor 79 tahun 2023, pengembangan muatan setempat perlu  memperhatikan beberapa prinsip selaku berikut:

1. Kesesuaian dengan Perkembangan Peserta Didik

Penyelenggaraan dan penyeleksian materi muatan setempat hendaknya memperhatikan
perkembangan (fisik maupun psikis) dari akseptor didik. Perkembangan menggambarkan pergantian mutu dan abilitas dalam diri seseorang, yakni adanya perubahan dalam struktur, kapasitas, fungsi, dan efisiensi. Perkembangan itu bersifat menyeluruh, misalnya pertumbuhan fisik, intelektual, emosional, sosial, memiliki hubungan satu sama lain. Misalnya pertumbuhan membaca, meliputi perkembangan otot mata, kapasitas membaca, kesanggupan membedakan, pertumbuhan suara, pengalaman, sikap sosial, dan emosional.

2. Keutuhan Kompetensi

Substansi kurikulum muatan setempat meliputi keseluruhan dimensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) yang tercermin dalam muatan setempat bahasa, seni budaya, prakarya, pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, serta teknologi. Contoh: Dalam muatan setempat seni musik tradisional diajarkan wacana wawasan seni, keterampilan memainkan musik, serta sikap dan sikap yang merefleksikan abjad budaya daerah.

3. Keterkaitan dengan Potensi dan Keunikan Daerah

Pengembangan kurikulum muatan setempat mengacu pada potensi dan keunikan daerah yaitu keunikan yang dibatasi oleh wilayah administratif misalnya batik Pekalongan, batik tanah liat Minangkabau, tenun ikat Toraja, Sumbawa, Flores, Timur, Bali, Sintang, ukir Jepara, dan rumah budpekerti Tongkonan di Toraja. Sedangkan keunikan setempat didasarkan pada cakupan penyebaran budaya, seumpama Bahasa Jawa, dan Bahasa Sunda. Pengembangan tersebut dalam rangka menghadapi tantangan masa kini dan masa yang hendak datang.
Contoh: penyelenggaraan upacara grebeg Maulud di kraton Yogyakarta. Ritual ini memuat  ritual religius, menawan wisatawan, di dalamnya ada seni gamelan, gunungan, dan lain-lain.

4. Fleksibilitas dalam Jenis, Bentuk, dan Pengaturan Waktu Penyelenggaraan

Jenis muatan setempat yang diseleksi oleh satuan pendidikan dan pengaturan waktunya bersifat fleksibel sesuai dengan keadaan dan karakteristik satuan pendidikan. Contoh: (1) Ritual manten gaya Surakarta, menampung cara berpakaian, pemanfaatan sesaji, penggunaan bahasa Jawa ragam indah, (2) Nyongkolan, tradisi budpekerti dari penari suku Sasak di Lombok, berupa arak-arakan mempelai dari mempelai lelaki ke perempuan diiringi keluarga saudara mempelai pria, memakai baju adat, memakai iringan rebana, gamelan, dibarengi gendang beleq pada golongan bangsawan.

5. Kebermanfaatan untuk Kepentingan Nasional dan Menghadapi Tantangan Global

Penetapan muatan setempat berorientasi pada upaya pengenalan, pelestarian, dan  pengembangan potensi kawasan untuk kepentingan nasional dan menghadapi tantangan  global. Dengan taktik atau upaya ini akseptor didik selaku generasi penerus akan selalu mempertahankan, memperkuat serta meneguhkan nilai lokalitas dalam kehidupan modern. Contoh: pesan moral dalam sebutan budaya daerah seperti sebutan Nosarara nosabatutu dari Sulawesi Selatan, artinya bersama-sama kita satu, mar sipature hutana be, bahasa Batak, artinya berlomba membangun daerah, rukun agawe santosa dari Jawa yang memiliki arti bersatu akan menjadi kuat. Pesan moral ini jika dimengerti dan dilaksankan oleh akseptor didik akan membentuk karakter dalam menghadapi tantangan global budaya individualistik.

6. Apresiatif

Apresiatif terhadap keunikan potensi daerah/satuan pendidikan. Hasil-hasil pembelajaran  muatan setempat mempunyai potensi memperoleh penghargaan atas keistimewaan atau keunikannya di tingkat satuan pendidikan, daerah, dan/atau nasional. Contoh: Penghayatan terhadap legenda, yang menampung nilai kesejarahan dan kearifan lokal, misalnya terjadinya Candi Prambanan di Jawa, terjadinya gunung Tangkuban Perahu di Sunda, terjadinya gunung Batur di Bali, dll.

Download Panduan: (Unduh disini)

Sumber: Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal Kurikulum Merdeka Jenjang SMP

Baca Artikel lainnya:

Aplikasi Rapor Kurikulum Merdeka Sekolah Menengah Pertama Tahun 2023
Aplikasi Raport ini sanggup mempermudah kiprah Guru dalam mengolah nilai dan hasil berguru pada kurikulum Merdeka.
Aplikasi menurut Panduan Penilaian Kurikulum Merdeka untuk Sekolah Menengah Pertama Revisi Juni 2023 dan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2023. Aplikasi support pada Ms Excel 2007 dan Ms Excel 2010 (lebih baik). Aplikasi diformat dengan ekstensi *.exe (Application).
Aplikasi ini dilengkapi dengan: 1. Input Aspek Pengetahuan dengan 8 Kompetensi Dasar 2. Input Aspek Ketrampilan dengan 8 Kompetsni Dasar 3.  Jurnal KI-1 dan KI-2.

Aplikasi Rapor Kurikulum Merdeka MI Revisi Tahun 2023
Aplikasi Raport ini sanggup mempermudah kiprah Guru dalam mengolah nilai dan hasil berguru pada kurikulum Merdeka.
Aplikasi menurut Panduan Penilaian Kurikulum Merdeka untuk SD Revisi Desember 2023 dan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2023. Aplikasi support pada Ms  Excel 2010. Aplikasi diformat dengan ekstensi *.exe (Application).Aplikasi ini dilengkapi dengan: 1. Input Aspek Pengetahuan dengan 9 Kompetensi Dasar 2. Input Aspek Ketrampilan dengan 9 Kompetsni Dasar 3.  Jurnal KI-1 dan KI-2. 
Kemudahan Aplikasi
Guru cuma input Data Siswa dan Nilai Siswa. Kompetensi Dasar (KD) telah terintegrasi dalam aplikasi. Deskripsi capaian otomatis muncul, demikian juga deskripsi sikap spiritual dan sikap sosial.

Aplikasi Rapor Kurikulum Merdeka SD Tahun 2023
Aplikasi Raport ini sanggup mempermudah kiprah Guru dalam mengolah nilai dan hasil berguru pada kurikulum Merdeka.
Aplikasi menurut Panduan Penilaian Kurikulum Merdeka untuk SD Revisi Aplikasi ini dilengkapi dengan: 1. Input Aspek Pengetahuan dengan 9 Kompetensi Dasar 2. Input Aspek Ketrampilan dengan 9 Kompetsni Dasar 3.  Jurnal KI-1 dan KI-2. 
Kemudahan Aplikasi
Guru cuma input Data Siswa dan Nilai Siswa. Kompetensi Dasar (KD) telah terintegrasi dalam aplikasi. Deskripsi capaian otomatis muncul, demikian juga deskripsi sikap spiritual dan sikap sosial.

Output Aplikasi
1. Nilai-Predikat, Deskripsi setiap mapel 
2. Raport UTS  
3. Raport Semester   
4. Daftar Kumpulan Nilai (DKN) per siswa  
5. Daya Serap mapel/kelas  6. Buku Induk Lengkap. 

Related : Pengembangan Muatan Setempat Kurikulum Merdeka (Bag. 1)

0 Komentar untuk "Pengembangan Muatan Setempat Kurikulum Merdeka (Bag. 1)"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)