Kisah Pak Gembong Yang 3 Kali Daftar Caleg

USAI sudah penantian panjang Gembong Warsono.

Akhirnya, politisi PDIP itu terpilih jadi anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta sehabis menunggu 15 tahun lamanya. Sebelumnya, beliau sudah nyaleg di pemilu 1999, 2004, dan 2009. Baru pada pileg 2014, beliau gres bisa duduk di bangku empuk di gedung DPRD Jakarta, di Kebon Sirih.

----------------
DANANG-Jakarta
----------------

Senyum mengembang terlihat menghiasi wajah Gembong Warsono ketika ditemui INDOPOS (Grup JPNN) menghadiri rekapitulasi bunyi Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 KPU Jakarta Selatan, kemarin (22/4).
Gembong Warsono
Orang nomor satu di PDIP Jakarta Selatan ini pantas sumringah. Pasalnya, beliau dipastikan jadi salah satu politisi PDIP yang akan melenggang ke Kebon Sirih (sebutan DPRD DKI).

Politisi yang bersahabat disapa Gembong itu memang layak menjadi anggota dewan. Bagaimana tidak, beliau harus menunggu 15 tahun lamanya semoga bisa duduk menjadi anggota dewan. Dalam penghitungan yang dilakukan KPU Jakarta Selatan, Gembong berhasil meraih 10 ribu lebih suara. Jumlah itu cukup membawa dirinya menjadi anggota legislatif.

Adapun bunyi partai moncong putih itu di Jakarta Selatan mencapai 200 ribu lebih. Dengan perolehan bunyi itu, laki-laki asal Wonogiri ini menyampaikan sempat melaksanakan sujud syukur.

Yang jelas, sujud syukur saya lakukan ketika mengetahui nama saya menjadi salah satu yang lolos ke DPRD DKI Jakarta,” terangnya dalam perbincangan santai dengan INDOPOS.

Dengan perolehan 10 ribu bunyi tersebut, Gembong menjadi peraih bunyi terbanyak nomor satu di Dapilnya. Disusul Indrawati dan Rikardo yang berada di urutan ketiga. Gembong juga menuturkan kalau apa yang diraihnya amanah yang diberikan masyarakat kepadanya untuk menjadi anggota legislatif.

Dia pun meminta dukungan dan doa restu kepada warga Jakarta Selatan dalam melaksanakan tugasnya nanti.

”Dukungan dan pengawasan perlu dilakukan masyarakat kepada saya. Sehingga nantinya saya bisa menjadi anggota legislatif yang amanah,” ucapnya. Gembong menceritakan, kalau suksesnya kali ini ialah buah dari penantian panjangnya selama 20 tahun di PDIP.

Awalnya, pada Pemilu 1999 silam, beliau mencoba menjadi anggota legislator. Saat itu dirinya mendapat nomor urut 33. Seperti yang sudah diduga sebelumnya beliau tidak berhasil lolos. Meski sudah melaksanakan kampanye dengan menghabiskan tenaga, waktu dan dana.

Peruntungan menjadi calon legislatif (caleg) kembali beliau lakukan 5 tahun kemudian. Yakni pada Pemilu 2004 lalu. Saat itu, beliau menjabat sebagai Sekretaris DPC PDIP Jakarta Selatan. Saat itu, dirinya mendapat nomor urut tiga untuk wilayah Jakarta Selatan. Sayangnya ketika itu, untuk wilayah Jakarta Selatan PDIP hanya mendapat jatah dua kursi. Sehingga Gembong kembali gagal.

Tak kenal menyerah, Pemilu 2009 kembali Gembong maju menjadi caleg untuk DPRD DKI Jakarta. Namun kali ini Gembong diperintahkan oleh Ketua DPD PDIP DKI Jakarta untuk mengisi nomor urut satu di wilayah Jakarta Barat. Namun, karena bukan daerahnya menciptakan ada penolakan dari kader PDIP Jakarta Barat. Akibatnya, Gembong turun menjadi nomor urut 3.

”Saat itu karena ada penolakan kader, saya turun menjadi nomor tiga,” paparnya juga. Melihat situasi partai yang sangat mendukung di Jakarta Barat, beliau sempat merasa yakin dirinya akan lolos kalau ketika itu masih memakai nomor urut. Namun takdir bicara lain, alasannya ialah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan caleg yang lolos harus berdasar bunyi terbanyak.

”Karena basis bunyi saya bukan di Jakarta Barat, alhasil perolehan bunyi saya tidak maksimal. Padahal kalau berdasar nomor urut saya niscaya lolos. Sebab ketika itu ada jatah tiga kursi,” kenangnya.

Tiga kali tak lolos menjadi anggota DPRD tak menciptakan Gembong patah arang. Dia lantas mencoba kembali mencalonkan diri pada Pemilu 2014.

Berbekal pengalaman tiga kali menjadi caleg, Gembong terus membangun komunikasi dan terus membangun jaringan di masyarakat. ”Bisa dibilang selama empat tahun saya terus turun kebawah untuk mencari dukungan kepada masyarakat semoga bisa menjadi anggota legislatif,” jelasnya juga.

Dia juga menuturkan kalau metode kampanye yang dilakukan bukan dengan banyak dana dan memasang poster serta baliho dimana-mana. ”Modal saya hanya berani bicara saja di depan warga,” tuturnya.

Dia juga menjelaskan kalau dalam melaksanakan kampanyenya tidak pernah memperlihatkan uang atau bingkisan apapun.

Dirinya justru meminta sumbangan masyarakat yang ada di wilayah Jakarta Selatan khususnya Dapil 7 mencoblos dirinya.

”Kalau saya memperlihatkan bingkisan ketika melaksanakan kampanye, maka ketika saya terpilih akan berpikir bagaiaman mengembalikan uang yang telah saya keluarkan. Saya sangat menjauhi itu. Lagi pula saya juga bukan caleg mampu,” tegasnya.

Dirinya pun berjanji, ketika menjadi anggota legislatif nanti dirinya tidak akan melupakan warga Jakarta Selatan yang menentukan dirinya. Bahkan beliau sudah mempunyai kegiatan untuk terus turun ke masyarakat.

”Pasti melaksanakan komunikasi terus dengan masyarakat. Sebab itu salah satu cara menjaga suara,” tukasnya.

sumber:
jpnn.com

Related : Kisah Pak Gembong Yang 3 Kali Daftar Caleg

0 Komentar untuk "Kisah Pak Gembong Yang 3 Kali Daftar Caleg"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)