Badan Dan Jiwa Yang Rewel: Loba Marah Dan Angkara Murka


Saya cuplik dari Serat Kabutuhan, R Pujaarja, Surakarta, 1922. Disebutkan bahwa tubuh insan memiliki keperluan untuk sehat, mampu beraktifitas fisik, makan, berafiliasi tubuh dan istirahat. 

Mampu tidaknya kita   melaksanakan kehendak tersebut bergantung pada keinginan hati. Misalnya bisakah kita sehat apabila keinginan untuk itu tidak ada (misalnya niat untuk berolahraga, makanan bergizi, tidak merokok, tidak minum minuman keras, cukup istirahat dll).

Demikian pula bagaimanapun besar tekad kita jikalau tubuh tidak dapat melaksanakan ya sulit dipercayai terlaksana. Oleh alasannya itu antara tubuh dan jiwa mesti sejalan. Kalau bersimpang jalan niscaya tidak baik kejadiannya. Padahal yang diharapkan insan senantiasa “eca dan sekeca. Enak dan kepenak. Senang dan menyenangkan.

Menyerasikan kehendak tubuh dan hati ini hal yang amat sulit. Disitulah bersemayam raja dan ratunya masalah. Masing-masing punya kerewelan kelas berat sendiri-sendiri.


REWELNYA BADAN: “LOBA MURKA”

Arti “Loba Murka” yakni semua mesti SERBA BANYAK. Misalnya: kesehatan tubuh prima, bisa menjalankan pekerjaan sebanyak-banyaknya, makan sekenyangnya, sanggama (maaf) sepuasnya. Istirahat selama mungkin,  entertaiment sepuas-puasnya. (Dalam hal ini pakaian, emas, berlian, kendaraan beroda empat dianggap "aksesori” tidak tergolong keperluan badan).


REWELNYA JIWA/HATI: “ANGKARA MURKA”

Arti “Angkara Murka” semua kehendak harus SERBA SANGAT. Misalnya: sungguh luhur, sungguh kuasa, sungguh disegani, sungguh kaya, sungguh senang, sungguh bagus, sungguh dihormati


OBATNYA: NERIMA DAN ELING

“Loba Murka” dan “Angkara Murka” ialah dua nafsu yang belum tentu sanggup kesampaian. Melihat hal tersebut sanggup ditentukan bahwa insan niscaya senantiasa dirundung kesusahan. Obatnya sesungguhnya cuma perilaku nrima ing pandum. Oleh alasannya itu insan yang memiliki hati nerima disebut memiliki derajat  amat mulia.

Supaya bisa “nerima” insan mesti “ELING”. Pengertian “eling” yakni “ingat” terhadap Allah SWT:

1.    Ingat bahwa insan tidak maha kuasa. Manusia tidak dapat menetapkan bahwa apa yang diharapkan niscaya terjadi. Makara jangan berani-berani merasa mampu. Aja rumangsa bisa, nanging bisaa rumangsa.

2.    Ingat bahwa kehidupan selalu “owah gingsir” senantiasa berubah. Orang bisa kemarin di bawah kini di atas maupun sebaliknya. Sudah ada yang menentukan. Makara jangan berani-berani menentukan.

3.    Dalam kehidupan bareng sesama manusia, ingat bahwa siapa pun ingin senang. Makara mesti mau menyebarkan senang. Jangan ingin memiliki “senang” sendirian.

4.    Ingat bahwa semua yang ada di dunia ini akan hancur. Makara jangan bertuhankan keduniawian

5.    Ingat bahwa niscaya ada sesuatu yang abadi. Yaitu kehidupan akhirat. Mestinya yang ini lah yang dikejar. Harta dan kekuasaan tidak dapat digunakan untuk berbelanja kehidupan abadi yang bahagia. Untuk memperolehnya insan mesti berbuat kelebihan lewat amal ibadahnya selama hidup di dunia sehingga memperoleh kelebihan di alam simpulan nanti

Demikianlah insan yang tidak dapat menertibkan kehendak tubuh dan jiwa hidupnya akan dihantui dua penyakit “Loba Murka” dan “Angkara Murka” Badan dan jiwa tidak sehat padahal ada kata bijak: men sana in corporo sano. Jiwa yang sehat ada dalam tubuh yang sehat. Orang begini bisa gila sungguhan. Saya ingat seorang kawan mengajarkan doa: “Yaa Allah yaa Muakhiir, akhirkanlah hidup kami dengan kesudahan yang indah, husnul khatimah” (IwMM)

Related : Badan Dan Jiwa Yang Rewel: Loba Marah Dan Angkara Murka

0 Komentar untuk "Badan Dan Jiwa Yang Rewel: Loba Marah Dan Angkara Murka"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)