Dalam Serat Madubasa, Ki Padmasusastra, Ngabehi Wirapustaka, Surakarta, 1912, menerangkan tentang empat hal yang dihentikan hilang salah satu, dan mesti dimiliki insan . selama insan masih hidup. Keempat hal tersebut adalah: Kepandaian, Kerajinan, Budi baik dan Kesehatan.
Pengertian ringkas masing-masing adalah: Kepandaian sama dengan Wasis, menguasai ilmu wawasan dan tehnologi; kerajinan sama dengan temen, suka bekerja, serius, jujur; kebijaksanaan baik sanggup diwakili sifat susila anor raga dan kesehatan merupakan sehat jasmani dan rohani. Hilang salah satu akan menyebabkan kesengsaraan, terutama terhadap orang lain yang bergaul dengan dia. Jelasnya demikian:
1. PANDAI, BUDI BAIK, RAJIN TETAPI SAKIT-SAKITAN
Lalu apa yang dapat ia lakukan? Kinerjanya niscaya rendah. Ibarat jam emas tanpa jarum penunjuk, tidak dapat berbincang waktu. Untuk manusia, hidupnya sia-sia. Kalau ia pegawai, sering ijin sakit. Kalau ia masuk, kerjanya tidak optimal
2. PANDAI, RAJIN, SEHAT TETAPI KELAKUAN TIDAK BAIK
Ibaratnya merupakan penjahat. Dalam pergaulan tidak diminati dan jika mencari pekerjaan, siapa yang berani menerima pegawai seumpama ini? Pasti muncul perkara di lalu hari. Susahnya sifat jahat jarang yang dapat secepatnya diketahui, walauupun pada jadinya yang "ala ketara"
3. PANDAI, BUDI BAIK, SEHAT TETAPI MALAS
Sama saja dengan penjahat, siapa yang suka punya sobat atau pegawai yang pemalas? Orang pemalas digambarkan selaku seorang pemimpi, tukang ngelamun, membayangkan sanggup duit banyak dari menang lotere, lalu beli rumah besar lengkap dengan perabot dan mobil. Uangnya dilakukan untuk simpan pinjam dengan bunga besar. Padahal belum beli loterenya alasannya uangnya belum ada. Sambil terdiam tentusaja ia menghentikan kerjanya secara tidak sadar. Kaget-kaget dibentak atasannya yang kebetulan lewat.
4. RAJIN, BUDI BAIK, SEHAT TETAPI BODOH
Ibarat suatu pedang, sarungnya dari emas, aksesorinya bagus, namun bilah pedangnya bukan dari baja. Hanya untuk dekorasi saja. Kalau dipakai berperang akan patah. Makara sama juga tidak bermanfaat. Menghadapi orang terbelakang lebih sulit lagi. Mau tidak marah, hati pegal. Mau marah, kasihan. Ya memangnya bodoh, kemampuannya segitu kok dipaksa-paksa. Lalu kita hibur diri kita sendiri. Masih untung sanggup orang terbelakang ketimbang orang jahat. Setidak-tidaknya, orang terbelakang itu penurut.
KESIMPULAN
Memang benar. Ada empat syarat dan tidak boleh kurang salah satu. Puyengnya sama saja, ketemu orang tidak baik, malas, sakit-sakitan atau bodoh. Yang hebat, pada tahun 1912, dengan tolok ukur yang cuma empat, aspek kesehatan telah dimasukkan dalam tolok ukur seleksi (IwMM)
0 Komentar untuk "Empat Hal Yang Dilarang Hilang Dari Manusia: Kewasisan, Taberi, Akal Rahayu, Kasarasan"