Panyandra: Pepindhan Untuk Sesuatu Yang Khusus (4): Minum


Orang Jawa dahulu mungkin banyak yang suka minum bahkan hingga mabok PANYANDRA: PEPINDHAN UNTUK SESUATU YANG KHUSUS (4): MINUM
Orang Jawa dahulu mungkin banyak yang suka minum bahkan hingga mabok. Orang pesta dengan “tayuban” juga bisa plus “miras”. Tanpa “miras” mungkin menarinya tidak seru. Serunya menari bergotong-royong alasannya yakni orang telah “wuru” atau mabuk.
 
Banyak goresan pena dalam buku-buku usang berbahasa Jawa yang membahas kejahatan minuman keras. Bahkan sikap orang yang minum mulai dari satu “dhasar” (satu bumbung kecil atau satu sloki) hingga sepuluh dhasar ada panyandranya.
 
Tulisan ini yakni lanjutan Panyandra: Pepindhan untuk sesuatu yang khusus (3): Musim. Telah dijelaskan: Secara biasa “panyandra” yakni “pepindhan” khusus. Misalnya bab tubuh insan (khususnya wanita, dan lebih khusus lagi yang dinilai “indah). “Panyandra” juga diberikan untuk menggambarkan sebuah keadaan. Misalnya “panyandra untuk musim” dalam “pranatamangsa” Jawa, demikian pula panyandra citra orang minum (minuman keras) mulai satu sloki hingga sepuluh sloki.
 
Panyandra orang minum, diterangkan secara runtut (Merujuk “Serat Bauwarna”, Ki Padmasusastra, 1898 dan “Majalah Kejawen”, Balai Pustaka, 14 januari 1928),  dalam 10 tahapan selaku berikut:
 
 
SEPULUH TAHAPAN MABOK
 
 
MINUM “SADHASAR”: EKA PADMASARI
 
Eka: Satu; Padma: Bunga teratai; Sari: Bisa memiliki arti bunga atau indah. Orang yang minum satu sloki (sadhasar) ibaratnya bunga teratai yang indah. Alkohol masih dalam pengaruh yang baik. Orang yang minum menggembirakan dalam pergaulan, mirip bunga yang indah
 
MINUM “RONG DHASAR”: DWI AMARTANI
 
Dwi: Dua; Martani: Memberi kabar, menghibur. Orang yang minum habis dua sloki (rong dhasar) bicaranya masih baik dan menyenangkan.
 
MINUM “TELUNG DHASAR”: TRI KAWULA BUSANA
 
Tri: Tiga; Kawula: Abdi; Busana: Pakaian. Orang yang minum tiga sloki (telung dhasar) ibaratnya pembantu yang hari-hari berpakaian sederhana, sekarang berbusana (indah). Mulai kehilangan rasa minder, dan berani berdekatan dengan tuannya. Pada “sloki ke tiga” ini pengaruh jelek alkohol mulai tampak. Mestinya ia menghentikan pada sloki ke dua, pada tahap “Dwi amartani”. Tetapi siapa yang dapat mengontrol diri bila kawan minumnya banyak? Maka masuklah kita pada tahap ke empat
 
MINUM “PATANG DHASAR”: CATUR WANARA RUKEM
 
Catur: Empat; Wanara: Kera; Rukem: Tanaman yang buahnya enak. Orang yang minum habis empat sloki (patang dhasar) ibaratnya simpanse rame-rame makan buah-buahan. Betapa kacaunya. Pasti berebut dan suaranya riuh rendah.
 
MINUM “LIMANG DHASAR”: PANCA SURA PANGGAH
 
Panca: Lima; Sura: Berani; Panggah: Kokoh, tidak bergeming. Orang yang minum habis lima sloki (limang dhasar) niscaya menjadi amat berani dan tidak pakai perkiraan lagi. Walaupun badannya kurus kering ia akan berani menantang orang yang tinggi besar. Disini keberanian timbul alasannya yakni logika sehat telah tergusur dari otaknya.
 
MINUM “NEM DHASAR”: SAD GUNA WEWEKA
 
Sad: Enam; Guna: Kemampuan, kelebihan; Weweka: Kewaspadaan. Orang yang minum habis enam sloki (nem dhasar) kewaspadaan meningkat dengan manifestasi praktis curiga. Gerak-gerik orang lain bisa dianggap ancaman, obrolan orang lain bisa dikira “ngrasani buruk” wacana dia. Karena pada sloki ke lima keberaniannya meningkat, sanggup dibayangkan apa yang terjadi bila ia curiga pada orang lain
 
MINUM “PITUNG DHASAR”: SAPTA KUKILA WARSA
 
Sapta: Tujuh; Kukila; Burung; Warsa: Salah satu arti “warsa” yakni “hujan”. Orang yang minum habis tujuh sloki (pitung dhasar) ibaratnya mirip burung kehujanan. Badan gemetar, mengeluarkan suara-suara tidak jelas.
 
MINUM “WOLUNG DHASAR”: ASTA SACARA-CARA
 
Asta: Delapan; Cara: Perilaku. Orang tang minum habis delapan sloki (wolung dhasar) perilakunya telah rusak samasekali. Ia akan bicara sembarangan, hilang rasa malunya. Kalau ada yang memancing, semua diam-diam bisa keluar tanpa disadarinya. Kalau telah hingga disini barangkali diteruskan saja hingga tahap berikutnya
 
MINUM “SANGANG DHASAR” NAWA WAGRA LAPA
 
Nawa: Sembilan; Wagra: Macan; Lapa: kelaparan. Orang yang minum habis sembilan sloki (sangang dhasar) ibaratnya macan yang kelaparan, dalam pemahaman telah lemah alasannya yakni usang tidak makan. Orang telah menjadi lesu, lemah, tanpa daya. Keberingasan telah hilang samasekali.
 
MINUM “SAPULUH DHASAR” DASA BUTA MATI
 
Dasa: Sepuluh; Buta: Raksasa; Mati: Mati. Orang yang minum habis sepuluh sloki (sapuluh dhasar) ibaratnya raksasa yang telah mati. Ibarat bangkai raksasa. Biar besar dan semula galak, tidak ada yang takut lagi.
 
 
LIDING DONGENG
 
Orang Jawa dahulu mungkin banyak yang suka minum bahkan hingga mabok PANYANDRA: PEPINDHAN UNTUK SESUATU YANG KHUSUS (4): MINUM
Yang disebut “wuru dawa” adalah orang mabok yang ngelantur. Ini bisa bicara macam-macam, mulai omong yang biasa-biasa, yang lucu, yang saru,  sampai yang rahasia).
 
Tanda-tanda mabok timbul pada sloki ke tiga. Makara bila mau minum alkohol mesti pakai deduga dan prayoga. Pertimbangannya (deduga) bagaimana dan semestinya (prayoga) bagaimana. Hasilnya niscaya “Prayogane aja nginum” (sebaiknya tak usah minum), ketimbang mabok dan kecanduan
 
Kalau tidak dapat mengontrol diri (dan lazimnya insan demikian) tidak usahlah minum, alasannya yakni di pesta mirip itu niscaya kita akan ditantang, dan menjadi panas. Lama-kelamaan syaraf dan organ tubuh pun rusak, utamanya hati (liver) dan ginjal. Ingat bab terakhir yakni DASA BUTA MATI. Awalnya memang “seperti” raksasa mati, lama-lama mati betulan.
 
Kita telah diingatkan lewat “panyandra” orang yang minum. Mulanya seindah “PADMASARI” sehingga lupa pada tamat yang amat tidak menyenangkan, yakni “BUTA MATI”. Ingat wewaler Sri Pakubuwana IV dalam Serat Wulangreh: Jangan mabok-mabokan .... musuh ana waler malih, aja sok anggung kawuron ...” (IwanMM)

Related : Panyandra: Pepindhan Untuk Sesuatu Yang Khusus (4): Minum

0 Komentar untuk "Panyandra: Pepindhan Untuk Sesuatu Yang Khusus (4): Minum"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)