Panyandra: Pepindhan Untuk Sesuatu Yang Khusus (3): Animo (Pranatamangsa)


Panyandra (candra: salah satu pemahaman “candra” menurut Poerwadarminta yakni menceriterakan ujud sesuatu dengan “pepindhan”). Secara lazim sanggup kita katakan bahwa “panyandra” yakni “pepindhan” khusus. Misalnya bab tubuh insan (khususnya wanita, dan lebih khusus lagi yang dinilai “indah). “Panyandra” juga diberikan untuk menggambarkan sebuah keadaan. Misalnya “panyandra untuk musim” dalam “pranatamangsa” Jawa, demikian pula panyandra citra orang minum (minuman keras) mulai satu sloki hingga sepuluh sloki.
 
 
 
PRANATAMANGSA
 
Perhitungan pranatamangsa dimaksudkan untuk aliran para petani pada masa Sunan Pakubuwana VII di Surakarta. (dapat dibaca di Pranatamangsa, Wikipedia). Adapun goresan pena ini mengambil dari Sarine Basa Jawa, Padmasukaca, 1967).
 
Mangsa (musim) disini dibagi menjadi 12. Di bawah yakni daftar 12 mangsa tersebut: Nama, mulainya, lamanya dan “Candra”nya
 
1. MANGSA KASA (KARTIKA)
 
Dimulai tanggal 21/22 Juni, lamanya 41 hari dan candranya adalah: Sotya murca saking êmbanan (intan lepas dari cincin yang menjadi embanannya) dengan insiden di alam: Daun-daun berguguran, kayu akan menjadi kering dan belalang masuk ke tanah.
 
2. MANGSA KARO (PUSA)
 
Dimulai tanggal 1/2 Agustus, lamanya 23 hari dan candranya adalah: Bantala rêngka (Bumi retak) dengan insiden di alam: Tanah mengering dan retak-retak.
 
3. MANGSA KATELU (MANGGASRI)
 
Dimulai tanggal 24/25 Agustus, lamanya 24 hari dan candranya adalah: Suta manut ing bapa (Anak menurut/mengikuti ayahnya) dengan insiden di alam: Tanaman merambat mulai tumbuh, menaiki rambatannya, menyerupai anak yang mengikuti bapaknya.
 
 menurut  Poerwadarminta yakni menceriterakan ujud sesuatu dengan  PANYANDRA: PEPINDHAN UNTUK SESUATU YANG KHUSUS (3): MUSIM (PRANATAMANGSA)
 
 
4. MANGSA KAPAT (SITRA)
 
Dimulai tanggal 17/18 September, lamanya 25 hari dan candranya adalah: Waspa kumembeng jroning kalbu (Air mata tergenang di dalam kalbu) dengan insiden di alam: mata air mulai terisi, burung-burung mulai menghasilkan sarang untuk bertelur
 
5. MANGSA KALIMA (MANGGAKALA)
 
Dimulai tanggal 12/13 Oktober, lamanya 27 hari dan candranya adalah: Pancuran mas sumawur ing jagad (Pancuran emas menyirami bumi) dengan insiden alam: Mulai hujan besar, pohon-pohon besar mulai berkembang daunnya dan tanaman empon-empon mulai bertunas
 
6. MANGSA KANEM (NAYA)
 
Dimulai tanggal 8/9 November, lamanya 43 hari dan candranya adalah: Rasa mulya kasucian (Merasa mulia sarat kesucian) dengan insiden alam: Mulai banyak buah-buahan dan burung-burung air bermunculan di kawasan berair).
 
 menurut  Poerwadarminta yakni menceriterakan ujud sesuatu dengan  PANYANDRA: PEPINDHAN UNTUK SESUATU YANG KHUSUS (3): MUSIM (PRANATAMANGSA)
 
7. MANGSA KAPITU (PALGUNA)
 
Dimulai tanggal 21/22 Desember, lamanya 43 hari dan candranya adalah: Wisa kentar ing maruta (Bisa/racun terhanyut bareng angin) dengan insiden alam: Banyak penyakit tergolong banyak hujan dan banjir.
 
8. MANGSA KAWOLU (WISAKA)
 
Dimulai tanggal 3/4 Pebruari, lamanya 24 hari dan candranya: Anjrah jroning kayun (keluarnya isi hati) dengan insiden alam: Musim kucing kawin
 
9. MANGSA KASANGA (JITA)
 
Dimulai tanggal 28/29 Pebruari, lamanya 25 hari dan candranya: Wedhare ihwal mulya (Munculnya suara-suara mulia) dengan insiden alam: Jangkrik, gangsir, garengpung (tonggeret) mulai berbunyi. Saatnya padi berbunga
 
 menurut  Poerwadarminta yakni menceriterakan ujud sesuatu dengan  PANYANDRA: PEPINDHAN UNTUK SESUATU YANG KHUSUS (3): MUSIM (PRANATAMANGSA)
 
10. MANGSA KASAPULUH (SRAWANA)
 
Dimulai tanggal 25/26 Maret, lamanya 24 hari dan candranya: Gedhong mineb jroning kalbu (Gedung tertutup dalam kalbu) dengan insiden alam: banyak binatang bunting dan burung-burung menetaskan telurnya. Padi pun menguning.
 
11. MANGSA KASAWELAS (DHESTHA, PADRAWANA)
 
Dimulai tanggal 18/19 April, lamanya 23 hari dan candranya: Sotya sinarawedi (Intan menyerupai saudara) dengan insiden alam: Burung mulai menyuapi anak-anaknya
 
12. MANGSA KAROLAS (SADDHA, ASUJI)
 
Dimulai tanggal 11/12 Mei, lamanya 41 hari dan candranya: Tirta sah saking sasana (Air mulai meninggalkan tempatnya) dengan tanda-tanda alam: Musim bedhidhing (dingin), tidak ada orang berkeringat
 
 menurut  Poerwadarminta yakni menceriterakan ujud sesuatu dengan  PANYANDRA: PEPINDHAN UNTUK SESUATU YANG KHUSUS (3): MUSIM (PRANATAMANGSA)
 
 
BAGAIMANA ANCER-ANCER PERHITUNGANNYA?
 
Setidak-tidaknya kita sanggup mengenali “bulan” dari “mangsa” yang ingin kita ketahui. Yang menghasilkan mudah, perhitungannya menggunakan tahun masehi. Caranya sederhana saja:

1.    Bila bulannya lebih dari 6 (Misalnya Nopember: bulan ke 11) maka kita minimalkan dengan angka 6: 11-6 = 5. Kaprikornus pada bulan Nopember kita masuk pada mangsa Kalima: Hujan mulai besar.

2.    Bila bulannya kurang dari 6 (Misal Januari: Bulan ke 1) maka kita tambah dengan angka 6: 1+6 = 7. Kaprikornus pada bulan Januari kita masuk pada mangsa Kapitu: Banyak penyakit.

 
PENUTUP

Perhitungan pranatamangsa mungkin telah tidak memukau lagi bagi kehidupan di kota besar. Apalagi gejala-gejala alam yang diberi panyandra oleh nenek moyang kita tampaknya juga telah ogah menyertai kehidupan metropolis.
 
Sebagai tumpuan “Wedharing ihwal mulya” selaku panyandra mangsa kasanga, yang disuarakan oleh jangkrik, gangsir dan utamanya garengpung (tonggeret) telah tidak terdengar lagi di kota-kota besar. Tidak ada lagi “wacana mulya” pada bulan Maret.  Yang terjadi yakni “udan salah mangsa” yang tidak sanggup diberi panyandra. Ditelan "global warming" kah?(IwanMM)
 
Dilanjutkan ke PANYANDRA: PEPINDHAN UNTUK SESUATU YANG KHUSUS (4): MINUM



Related : Panyandra: Pepindhan Untuk Sesuatu Yang Khusus (3): Animo (Pranatamangsa)

0 Komentar untuk "Panyandra: Pepindhan Untuk Sesuatu Yang Khusus (3): Animo (Pranatamangsa)"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)