Serat Rama Dan Asta Brata (2): Pulihna Praja Ngalengka

 Sri Rama Menyerahkan tahta Alengkadiraja Kepada Gunawan Wibisana SERAT RAMA DAN ASTA BRATA (2): PULIHNA PRAJA NGALENGKA
Melanjutkan  Asta Brata (1): Sri Rama Menyerahkan tahta Alengkadiraja Kepada Gunawan Wibisana, di saat itu Gunawan Wibisana sebenarnya sedang dalam kegalauan. Tiga kerabat kandungnya tewas: Rahwana, Kumbakarna dan Sarpakenaka. Bagaimanapun, ia amat menyayangi keluarganya. Wibisana juga aib terhadap Kumbakarna, kakaknya, yang punya perilaku sama dengan dia, yakni tidak sependapat dengan langkah-langkah Rahwana. Pada kesudahannya Kumbakarna memang maju perang juga. Bukan membela kakaknya melainkan membela tanah airnya. Ia berperang dengan kesadaran tinggi untuk “bela negara”.
 
Satu dari tiga ksatria utama dalam Serat Tripama anggitan Sri Mangkunegara IV yakni Kumbakarna, bareng Patih Suwanda (Bambang Sumantri) dan Adipati Karna Narpati Ngawangga
 
 
SRI RAMA YANG BIJAK
 
 Sri Rama Menyerahkan tahta Alengkadiraja Kepada Gunawan Wibisana SERAT RAMA DAN ASTA BRATA (2): PULIHNA PRAJA NGALENGKA
Perintah utama Sri Rama terhadap Gunawan Wibisana sanggup dibaca pada  bait ke 9 pupuh Pangkur: pulihna praja Ngalêngka”. Sri Rama menyaksikan bahwa ada sesuatu yang tidak betul dalam pemerintahan Rahwana. Ia berperang melawan Rahwana sebenarnya demi mengambil kembali Dewi Shinta, Istrinya, yang diambil paksa oleh Rahwana. Sepeninggal Rahwana, Rama tidak akan membiarkan Alengkadiraja menjadi menyerupai negeri yang dikalahkan garuda. Maka ia perintahkan terhadap Wibisana: “pulihna praja Ngalêngka”.
 
Apa yang mesti dipulihkan? Perlu dikenang bahwa Ngalengka yakni kerajaan raksasa. Pada baris ke dua dan seterusnya masih dalam pupuh ke 9 disebutkan bahwa yang mesti dipulihkan yakni keamanan dan kemakmuran para raksasa. Dijelaskan bahwa raksasa banyak yang masih muda dan kolot (mudha punggung). Kalau tidak dibimbing, masuk akal saja jikalau banyak yang memiliki hati durjana. Oleh lantaran itu, kumpulkanlah, didiklah, kuasailah mereka agar memurut dan menghentikan tingkah laris murkanya di bumi ini. Demikianlah kurang-lebihnya terjemahan bebas bait ke 9 yang lengkapnya selaku berikut:

 Sri Rama Menyerahkan tahta Alengkadiraja Kepada Gunawan Wibisana SERAT RAMA DAN ASTA BRATA (2): PULIHNA PRAJA NGALENGKA
 
 Sri Rama memang memiliki sifat tidak pendendam, terlebih terhadap rakyat yang tidak bersalah. Tetapi Sri Rama juga melihat, jikalau rakyat dibiarkan liar tanpa pimpinan tanpa pembinaan, niscaya akan menjadi liar dan tidak terkendali.
 
 
LIDING DONGENG
 
Bila kita memperoleh penawaran spesial memegang sebuah teritorial, kita niscaya akan berupaya menjadi orang yang amanah. Hanya saja cara melaksanakan amanah sanggup berbeda-beda. Ada yang melaksanakan dengan kekerasan dan mengarah ke sifat diktator. Hasilnya kelihatan terkendali, namun setiap di saat sanggup saja meledak. Oleh lantaran itu, Sri Rama meminta Gunawan Wibisana untuk waspada, tetap dilandasi tatakrama dan tidak melanggar pituturnya sendiri. Dapat dibaca pada goresan pena selanjutnya: Serat Rama dan Astabrata (3): Memimpin Harus : “Krama Tuhu” dan “Aja Atinggal Sarat” (IwMM)

Related : Serat Rama Dan Asta Brata (2): Pulihna Praja Ngalengka

0 Komentar untuk "Serat Rama Dan Asta Brata (2): Pulihna Praja Ngalengka"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)