Kulak Berita Adol Prungon

Kulak: Membeli sesuatu untuk di jual lagi, sedangkan Prungon: Hasil dari kita mendengar. Pengertian “Kulak berita adol prungon” yakni kita mencari berita, dapat lewat ngrumpi atau nggosip atau curi-curi dengar obrolan orang, untuk kita ceriterakan lagi di wilayah lain. 


Orang yang kegemaran “kulak warta” ini tak sedikit dan dari dahulu telah ada. Dulu kawan yang begini kita sebut “RRI” sebab pada masa itu siaran isu cuma ada di RRI saja. Radio swasta belum ada terlebih TV swasta wong TVRI saja belum ada.

Lha jikalau TVRI belum ada kemudian saya umur berapa di saat itu. Memang masih SD dan kawan saya itu juga masih SD, namun telah dapat “kulak warta” tentusaja berita tingkat SD.  Biasanya beliau tiba eksklusif cerita: “Sudah tahu ......” atau malah ditanggap: “Ada ceritera apa ...... “. Dia dengan bahagia hati akan bercerita, dan diantara kita, walau anak-anak,  akan ada pula yang memperkuat-teruskan di wilayah lain.

Kalau beritanya betul, memang tidak ada masalah. Tapi isu dari lisan ke lisan ini pastinya cuek jikalau tidak pakai bumbu. Lebih-lebih jikalau isu yang dibawa asalnya dari “Tembang rawat-rawat” (tembang lamat-lamat yang tidak terdengar terang kata-katanya). Kemudian tembang tersebut dibawa “bakul sinambi wara” (orang jualan sambil berceritera kemana-mana). Kalau dikaitkan dengan “ora ana kukus tanpa geni” (tidak ada asap tanpa api), memang betul disana ada api, namun asapnya telah bercampur-aduk.

Kalau telah begini, dalam sehari kita dapat mendengar hingga sepuluh kali, isu yang pada dasarnya sama namun ceriteranya beda. Kita jadi “karoban pawarta” alias kebanjiran berita. Kalau itu tak ada kaitan dengan diri kita, masabodoh lah, bukan urusanku. Tetapi seandainya terkait, kita dapat bereaksi dalam dua kutub ekstrim. Pertama kebakaran jenggot, jikalau beritanya buruk, umpamanya dibilang selingkuh. Yang kedua, dapat GR jikalau beritanya bagus. Katakan saja mau dipromosikan. Lupa jikalau ada rumus “Undhaking pawarta sudaning kiriman”,  yaitu “banyaknya isu berbanding terbalik dengan kenyataan” Makin banyak beritanya kian kecil tingkat kebenarannya.

Kita rujuk kembali ke Serat Kalatidha anggitan R. Ngabehi Ranggawarsita , bait ke empat dalam Sekar Sinom: “Dasar karoban pawarta; Bebaratun ujar lamis; Pinudya dadya pangarsa; Wekasan malah kawuri ......... “ (Karena kebanjiran berita; yang tidak benar; mau dijadikan pemuka; balasannya malah tidak dipakai .......). kelihatannya R Ngabehi Ranggawarsita juga pernah jadi korban orang yang suka “kulak berita adol prungon” ini

Pada jaman kini dimana orang condong cepat terprovokasi, betapa bahayanya apabila kita terpengaruh oleh pemberitaan yang berasal dari “tembang rawat-rawat” yang dibawa oleh orang  “kulak berita adol prungon”. Bisa terjadi kegelisahan hingga kerusakan. (IwMM)

Related : Kulak Berita Adol Prungon

0 Komentar untuk "Kulak Berita Adol Prungon"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)