Mburu Uceng Kelangan Dheleg

Uceng merupakan ikan kecil yang hidup di sungai, sedangkan Dheleg merupakan nama lain dari ikan Kutuk atau ikan Gabus, dengan ukuran yang cukup besar untuk ikan air tawar. Peribahasa lain yang senada, masih dalam bahasa Jawa juga merupakan “Mburu Udhet kelangan Welut”. Welut merupakan Belut, adapun Udhet merupakan belut kecil. Pengertian kedua peribahasa tersebut sederhana saja: Mengejar yang kecil kehilangan yang besar. Tidak terang apakah sebab kurang punya sifat nrima atau memang sedang apes.

Pak Marto dipahami selaku pedagang ayam keliling. Ia menampung ayam-ayam hidup jualannya dalam semacam kurungan agak besar, ditaruh di belahan belakang sepedanya. Dengan sepeda mobilitasnya lebih tinggi. Ia dapat mangkal di pasar tradisional, dapat pula keliling kampung menampilkan secara door to door.

Alkisah pada sebuah hari terjadilah negosiasi dengan seorang kandidat pembeli. Ia menawar sembari mengangkat-angkat ayam yang ditaksirnya, seolah-olah memikirkan berat tubuh ayam tersebut. Tak dinyana tak disangka (paling tidak oleh Pak Marto) ayam itu lepas dari pegangan dan melarikan diri di antara kaki-kaki hadirin pasar.

Si pria kandidat pembeli bergegas mengejar, namun masih sempat mengajak Pak Marto: “Mari pak bantu aku kejar ayamnya. Kalau tidak ketangkep aku ganti dengan harga yang dipersiapkan bapak tadi”.

Pak Marto masih lihat kiri-kanan sebelum menyusul si kandidat pembeli. Seorang pria yang sedang minum jamu gendongan jualan mbak Menik yang dasaran tak jauh dari wilayah pak Marto mangkal seolah tanggap: “Silakan Bapak bantu tangkap ayam, kasihan juga dia. Ayam-ayam ini mudah-mudahan aku yang jaga. Saya masih nunggu istri aku kok”.

Singkat ceritera, ayam pun tertangkap walau larinya agak jauh. Si kandidat berbelanja pribadi mengeluarkan duit di lokasi ayam tertangkap, dengan harga sesuai seruan pak Marto, sambil menyodorkan terima kasih dan tuntutan maaf. Pak Marto dengan hati bahagia kembali ke wilayah ia mangkal. Lumayan, ayam terjual dengan harga tinggi walau mesti main petak umpet dengan ayam. Tetapi betapa kagetnya pak Marto, dikala ia menyaksikan sepeda dan ayam-ayam jualannya raib.

Orang-orang di sekeliling situ tidak banyak dapat memberi keterangan. Mbak Menik juga telah tidak ada sebab ia juga pedagang jamu keliling. Beberapa orang berkomentar bahwa pak Marto ini paribasan “Mburu Uceng kelangan Dheleg. Ngejar ayam satu kehilangan sepeda plus ayam yang lain”. Ada juga yang bilang bahwa si pembeli dan orang yang menampilkan diri untuk mempertahankan sepeda telah kong kalikong seumpama si Gedheg dan si Anthuk (IwMM)

Related : Mburu Uceng Kelangan Dheleg

0 Komentar untuk "Mburu Uceng Kelangan Dheleg"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)