Subasita Jawa (9): Makan

Makan yaitu hal penting. Dalam kekerabatan dengan makan bareng orang lain, baik kita sedang bertamu disuguhi makanan, selaku tuan rumah menyajikan masakan maupun makan bareng teman-teman di restoran, rumusnya cuma satu, jangan hingga kita menghasilkan orang lain merasa tidak nyaman. Perilaku-perilaku yang dapat menghasilkan orang lain kehilangan nafsu makan atau sikap tidak sopan ditulis oleh Ki Padmasusastra Ngabehi wirapustaka di Surakarta, 1914 dalam Serat Subasita selaku berikut:

MENGUNYAH MAKANAN

Dikunyah pelan pelan dan jangan memunculkan suara (Jawa: kecap). Orang yang kalau makan “kecap” disamping “saru” juga menghasilkan “enek” orang lain. Apalagi kalau yang dimasukkan lisan terlampau banyak kemudian nasi yang kita kunyah kelihatan dari luar. Oleh alasannya itu kalau mengunyah masakan jangan sambil bicara dan bibir mesti tertutup.

MENGGIGIT MAKANAN

Jangan menggigit daging kemudian ditarik dengan tangan. Atau memotong (Jawa: nyuwil) dengan kedua tangan. Potongan daging jangan besar-besar. Yang pas dengan lisan kita sehingga tidak sukar mengunyahnya. Perhatian bagi yang suka “mengeremus” tulang muda, kalau makan bareng orang lain semestinya tunda dahulu kehendak “mengeremus” tulang muda. Hal ini amat tidak sopan.

TUSUK GIGI

Hati-hati menggunakan tusuk gigi. Mencukil masakan yang terselip jangan demonstratif, tutuplah dengan tangan. Makanan yang tercungkil (Jawa: slilit) semestinya ditelan saja (toh sama dengan yang barusan kita makan). Sekali-kali jangan kita tiup keluar dan jatuh entah kemana. Bisa saya tahu-tahu nempel di jidat orang di seberang kita. Meletakkan cukilan masakan di piring pun bisa menghasilkan mual sebelah kita kalau ia sensitif.

BERSENDAWA

Bersendawa bergotong-royong diperbolehkan, namun kalau kita makan bareng orang banyak yang berlainan budbahasa istiadatnya hendaknya kita bisa menahan diri.

MENGAMBIL MAKANAN DAN MENYELESAIKAN MAKAN

Jangan menjangkau lauk yang jauh dari kita meskipun enak. Ambil yang dekat-dekat saja, kecuali dipersiapkan dan kawasan lauk didekatkan ke kita. Mengambil nasi dan lauk jangan terlalu banyak. Disamping tidak sopan kalau kemudian tidak habis akan makin memalukan. Upayakan kita bisa menyelesaikan makan bantu-membantu dengan yang lain, meskipun tatakrama tuan rumah, ia menyelesaikan makan setelah lainnya selesai.\

KULIT BUAH

Bila santapan epilog yaitu buah yang masih lengkap dengan kulitnya, misal Pisang, jeruk, duku, klengkeng, salak, dll buanglah kulit di piring atau di kawasan yang sudah disediakan. Jangan ditaruh di taplak meja atau dibuang begitu saja.

KEPERCAYAAN

Budaya Jawa akomodatif kepada iktikad orang lain. Mengenai sisa masakan pun setidaknya ada dua pedoman yang dianut orang Jawa. Pertama kalau kita makan mesti bersih. Artinya jangan ada sisa nasi sebutirpun. Nanti Dewi Sri menangis. Hal ini saya tulis dalam Dewi Sri: Ikut mendidik anak. Yang kedua, disisakan sekitar satu suap. Simbol untuk tidak menghabiskan “kamukten” atau simbol biar anak cucu masih bisa menikmati rejeki. Bisa juga sengaja disisakan lantaran sisa masakan (utamanya orang besar) dipakai untuk ngalap berkah oleh orang kecil. Tentang piring higienis atau disisakan tidak ada yang memasalahkan. Yang penting kalau disisakan ya ditata yang rapi di pinggir, jangan berserakan

CATATAN

Pitutur di atas bukan “table manners” atau etiket makan yang dikaitkan juga dengan perlengkapan makan. Kalau bicara ihwal “table manners” pastinya masih banyak yang mesti kita patuhi. Kita bisa gundah memutuskan sendok, garpu, pisau, dan mungkin piring atau gelas yang mesti kita pakai. Saya suka menyebut pitutur di atas selaku etiket makan saja tanpa memperhatikan alat makan. Tetapi dalam urusan makan ternyata lebih tenteram makan di rumah bareng keluarga. Etiket dijaga namun saat mesti “ngrokoti” tulang atau “ngremus” kepala ikan, melonggarkan sopan santun sanggup dihilangkan sejenak (IwMM)

 

Related : Subasita Jawa (9): Makan

0 Komentar untuk "Subasita Jawa (9): Makan"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)