Steam Locomotive @ West Sumatra
Wisata kereta api dengan lokomotif uap yang akrab dengan kota Padang yakni berada di Sawahlunto. Lokomotif uap yang dipergunakan untuk memukau KA rekreasi ini yakni lok dengan seri E10 60, atau orang di Padang biasa menyebutnya dengan “Mak Itam”. Lokomotif ini dulunya pernah “tertidur” cukup usang di Jawa Tengah, tepatnya di dipo lokomotif uap Ambarawa. Setelah lokomotif tersebut diperbaiki dan sanggup beroperasi dengan sempurna, maka kembali pulanglah ia ke kota asalnya. Semoga lokomotif ini tetap sanggup dirawat dengan baik untuk dijadikan museum kereta api berlangsung di wilayah Sumatera Barat.
Perjalanan KA uap ini berangkat dari stasiun Sawahlunto pada pukul 12 siang dengan tarif sebesar Rp 50.000,- (PP). Stasiun ini bekerjsama sanggup ditempuh lebih akrab dari kota Padang bila menggunakan kendaraan pribadi. Namun bila anda berlokasi di sekeliling Bukit Tinggi atau Padang Panjang, maka anda sanggup menggunakan kereta api rekreasi dari stasiun Padang Panjang yang berangkat pada pukul 9.30 tetapi cuma berlangsung reguler pada hari ahad atau hari libur dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. Dan hingga di stasiun Sawahlunto KA uap ini sudah siap menanti untuk melanjutkan perjalanan anda.
Jarak antara stasiun Sawahlunto hingga Muara Kalaban cuma sekitar 4 kilometer. Cukup akrab memang. Namun kenikmatan naik kereta uap ini sangatlah luar biasa. Seperti kembali menyaksikan ke zaman dahulu, di ketika Belanda masih menggunakan lokomotif ini untuk memuat hasil tambang batubara yang didapat dari Sawahlunto untuk dikirim ke Padang.
Di stasiun Muara Kalaban kereta ini tidak berhenti lama. Hanya menanti langsiran si lokomotif uap tersebut untuk mengganti posisinya kembali menuju ke stasiun sawahlunto. Dan juga sekaligus lokomotif diisi pelengkap batubara yang sudah tersedia di dalamnya.
Setelah rangkaian kereta api sudah tersedia dengan sempurna, maka bersiaplah untuk berangkat kembali menuju stasiun Sawahlunto.
Tebalnya asap hitam dari lokomotif yang berbahan bakar batubara ini menyisihkan bekas
kepulan asap tebal yang pekat pada ketika setelah melintasi terowongan antara Muara Kalaban dengan Sawahlunto. Terowongan yang cukup panjang, ditambah dengan lambannya kereta api berlangsung sepanjang di dalam terowongan membuat situasi yang sungguh mengasyikkan. Asap lokomotif-pun karenanya ikut masuk ke dalam kereta, dan seluruh penumpang yang ada pastilah mencicipi aroma dari asap lokomotif berbahan bakar batubara tersebut.
Setelah hingga di stasiun Sawahlunto lokomotif E10 60 tak berlama-lama di emplasemen stasiun. Begitu terlepas dari rangkaian, lokomotif pribadi dilangsir kembali untuk menuju wilayah beristirahatnya sehari-hari yakni di dalam dipo lokomotif Sawahlunto.
Meskipun lamanya waktu perjalanan kereta api dengan menggunakan lok uap ini cuma berkisar 1,5 jam pergi-pulang, tetapi situasi yang didapat sepanjang perjalanan sungguh hebat nikmatnya. Buat anda yang berhasrat silahkan secepatnya mencobanya, dijamin tidak akan kecewa…
:) :)
Wisata kereta api dengan lokomotif uap yang akrab dengan kota Padang yakni berada di Sawahlunto. Lokomotif uap yang dipergunakan untuk memukau KA rekreasi ini yakni lok dengan seri E10 60, atau orang di Padang biasa menyebutnya dengan “Mak Itam”. Lokomotif ini dulunya pernah “tertidur” cukup usang di Jawa Tengah, tepatnya di dipo lokomotif uap Ambarawa. Setelah lokomotif tersebut diperbaiki dan sanggup beroperasi dengan sempurna, maka kembali pulanglah ia ke kota asalnya. Semoga lokomotif ini tetap sanggup dirawat dengan baik untuk dijadikan museum kereta api berlangsung di wilayah Sumatera Barat.Perjalanan KA uap ini berangkat dari stasiun Sawahlunto pada pukul 12 siang dengan tarif sebesar Rp 50.000,- (PP). Stasiun ini bekerjsama sanggup ditempuh lebih akrab dari kota Padang bila menggunakan kendaraan pribadi. Namun bila anda berlokasi di sekeliling Bukit Tinggi atau Padang Panjang, maka anda sanggup menggunakan kereta api rekreasi dari stasiun Padang Panjang yang berangkat pada pukul 9.30 tetapi cuma berlangsung reguler pada hari ahad atau hari libur dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. Dan hingga di stasiun Sawahlunto KA uap ini sudah siap menanti untuk melanjutkan perjalanan anda.
Jarak antara stasiun Sawahlunto hingga Muara Kalaban cuma sekitar 4 kilometer. Cukup akrab memang. Namun kenikmatan naik kereta uap ini sangatlah luar biasa. Seperti kembali menyaksikan ke zaman dahulu, di ketika Belanda masih menggunakan lokomotif ini untuk memuat hasil tambang batubara yang didapat dari Sawahlunto untuk dikirim ke Padang.
Di stasiun Muara Kalaban kereta ini tidak berhenti lama. Hanya menanti langsiran si lokomotif uap tersebut untuk mengganti posisinya kembali menuju ke stasiun sawahlunto. Dan juga sekaligus lokomotif diisi pelengkap batubara yang sudah tersedia di dalamnya.
Setelah rangkaian kereta api sudah tersedia dengan sempurna, maka bersiaplah untuk berangkat kembali menuju stasiun Sawahlunto.Tebalnya asap hitam dari lokomotif yang berbahan bakar batubara ini menyisihkan bekas
kepulan asap tebal yang pekat pada ketika setelah melintasi terowongan antara Muara Kalaban dengan Sawahlunto. Terowongan yang cukup panjang, ditambah dengan lambannya kereta api berlangsung sepanjang di dalam terowongan membuat situasi yang sungguh mengasyikkan. Asap lokomotif-pun karenanya ikut masuk ke dalam kereta, dan seluruh penumpang yang ada pastilah mencicipi aroma dari asap lokomotif berbahan bakar batubara tersebut.
Setelah hingga di stasiun Sawahlunto lokomotif E10 60 tak berlama-lama di emplasemen stasiun. Begitu terlepas dari rangkaian, lokomotif pribadi dilangsir kembali untuk menuju wilayah beristirahatnya sehari-hari yakni di dalam dipo lokomotif Sawahlunto.Meskipun lamanya waktu perjalanan kereta api dengan menggunakan lok uap ini cuma berkisar 1,5 jam pergi-pulang, tetapi situasi yang didapat sepanjang perjalanan sungguh hebat nikmatnya. Buat anda yang berhasrat silahkan secepatnya mencobanya, dijamin tidak akan kecewa…
:) :)
0 Komentar untuk "Padang Story, Part-2"