BERKOMUNIKASI dengan anak, dengan sebutan kasih sayang sejatinya untuk menjamah hati sang anak untuk siap menerima perintah ataupun bersiap mendengar larangan.
Anak yang tidak disapa dengan sebutan kasih sayang sebelum mewakilkan atau melarangnya sesuatu sanggup ditentukan bahwa ia akan sulit menerima perintah itu bahkan cendrung mengabaikannya.
Dalam Al Qur'an kita menjumpai beberapa pembicaraan yang diawali dengan sebutan rasa sayang sebelum masuk terhadap perintah dan larang. Seperti di saat Luqman menasehati anaknya.
Luqman menyapa anaknya dengan sebutan yang memukau perhatian sekaligus menjamah hati, yakni Yaa Bunayya, Wahai Annakku.
Ungkapan Yaa Bunayya yakni ialah sebutan yang sarat dengan cinta dan ketulusan sebagaimana sebutan Yaa Abaty terhadap anak terhadap bapaknya yang sanggup kita peroleh di dalam Al-Qur'an pada surah Yusuf surah ke 12 ayat ke 4
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ *يَٰٓأَبَتِ* إِنِّى رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِى سَٰجِدِينَ
"Ketika Yusuf berkata terhadap ayahnya, "Wahai ayahku, sebenarnya saya berimajinasi menyaksikan sebelas buah bintang, matahari dan bulan; kulihat seluruhnya sujud kepadaku".
Mendengar laporan mimpi Yusuf terhadap bapaknya maka iapun membalasnya dengan sebutan cinta yang sama.
قَالَ يَا بُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَىٰ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا ۖ إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ
"Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kau ceritakan mimpimu itu terhadap saudara-saudaramu, maka mereka menghasilkan makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu yakni lawan yang faktual bagi manusia".
Ketika sebutan kasih sayang telah meluluhkan hati anak maka perintah maupun larangan akan mudah untuk ia terima.
Maka Lukman di saat menasehati anaknya ia mulai dengan kata sapaan
يَٰبُنَىَّ
Wahai Anakku, kemudian masuk terhadap kata perintah
لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Janganlah mensyerikatkan Allah, sebab kemusyrikan itu kezaliman yang besar.
Begitupun di saat Luqman mewakilkan anaknya untuk sholat ia apalagi dulu menyapanya dengan sapaan cinta barulah kemudian memerintakannya untuk melaksanakannya.
يَٰبُنَىَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأْمُرْ بِٱلْمَعْرُوفِ وَٱنْهَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ
"Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) melakukan yang bagus dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu tergolong hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)".
Sapalah anakmu dengan cinta, tentu ia akan membalasnya dengan cinta yang lebih besar. Wallahu A'alam
NASER MUHAMMAD Sumber https://www.parentnial.com/
Anak yang tidak disapa dengan sebutan kasih sayang sebelum mewakilkan atau melarangnya sesuatu sanggup ditentukan bahwa ia akan sulit menerima perintah itu bahkan cendrung mengabaikannya.
 |
| Pixabay Cherylholt/ |
Dalam Al Qur'an kita menjumpai beberapa pembicaraan yang diawali dengan sebutan rasa sayang sebelum masuk terhadap perintah dan larang. Seperti di saat Luqman menasehati anaknya.
Luqman menyapa anaknya dengan sebutan yang memukau perhatian sekaligus menjamah hati, yakni Yaa Bunayya, Wahai Annakku.
Ungkapan Yaa Bunayya yakni ialah sebutan yang sarat dengan cinta dan ketulusan sebagaimana sebutan Yaa Abaty terhadap anak terhadap bapaknya yang sanggup kita peroleh di dalam Al-Qur'an pada surah Yusuf surah ke 12 ayat ke 4
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ *يَٰٓأَبَتِ* إِنِّى رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِى سَٰجِدِينَ
"Ketika Yusuf berkata terhadap ayahnya, "Wahai ayahku, sebenarnya saya berimajinasi menyaksikan sebelas buah bintang, matahari dan bulan; kulihat seluruhnya sujud kepadaku".
Mendengar laporan mimpi Yusuf terhadap bapaknya maka iapun membalasnya dengan sebutan cinta yang sama.
قَالَ يَا بُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَىٰ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا ۖ إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ
"Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kau ceritakan mimpimu itu terhadap saudara-saudaramu, maka mereka menghasilkan makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu yakni lawan yang faktual bagi manusia".
Ketika sebutan kasih sayang telah meluluhkan hati anak maka perintah maupun larangan akan mudah untuk ia terima.
Maka Lukman di saat menasehati anaknya ia mulai dengan kata sapaan
يَٰبُنَىَّ
Wahai Anakku, kemudian masuk terhadap kata perintah
لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Janganlah mensyerikatkan Allah, sebab kemusyrikan itu kezaliman yang besar.
Begitupun di saat Luqman mewakilkan anaknya untuk sholat ia apalagi dulu menyapanya dengan sapaan cinta barulah kemudian memerintakannya untuk melaksanakannya.
يَٰبُنَىَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأْمُرْ بِٱلْمَعْرُوفِ وَٱنْهَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ
"Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) melakukan yang bagus dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu tergolong hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)".
Sapalah anakmu dengan cinta, tentu ia akan membalasnya dengan cinta yang lebih besar. Wallahu A'alam
NASER MUHAMMAD Sumber https://www.parentnial.com/
0 Komentar untuk "Sapalah Anak Dengan Cinta, Sebelum Keluarkan Kata Perintah"